Sejarah Pendirian Program Studi S3 PGMI

Program Studi Doktor Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (S3 PGMI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta lahir sebagai wujud komitmen akademik dan moral kampus dalam memperkuat fondasi keilmuan pendidikan dasar Islam di era global yang sarat perubahan. Penyelenggaraan program ini didasarkan pada Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 280 Tahun 2023 tertanggal 16 Maret 2023 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi Guru Madrasah Ibtidaiyah untuk Program Doktor pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Keputusan tersebut menjadi tonggak historis penting bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), sekaligus menandai babak baru dalam pengembangan keilmuan pendidikan dasar yang berorientasi pada integrasi ilmu, iman, dan amal.

Setelah memperoleh izin operasional, BAN-PT sebagai lembaga akreditasi nasional memberikan predikat “Baik” bagi Program Doktor PGMI UIN Sunan Kalijaga dengan masa berlaku dua tahun, sebagaimana tertuang dalam SK BAN-PT Nomor 76/SK/BAN-PT/Ak.P/D/I/2024 tertanggal 16 Januari 2024. Pengakuan tersebut menegaskan bahwa prodi ini telah memenuhi standar mutu akademik dan kelembagaan untuk menyelenggarakan pendidikan doktoral yang kredibel, berdaya saing, dan berkarakter keislaman.

Dalam konteks akademik, Program Doktor PGMI UIN Sunan Kalijaga berlandaskan pada visi keilmuan “Mengembangkan Ilmu Pendidikan Dasar melalui pendekatan inter–multi–transdisiplin antara ilmu-ilmu umum, teknologi, dan ilmu keislaman berwawasan global.” Visi ini mencerminkan paradigma khas UIN Sunan Kalijaga yang dikenal dengan pendekatan integratif–interkonektif—sebuah upaya epistemologis untuk mendialogkan antara hadlarah al-nash (peradaban teks), hadlarah al-‘ilm (peradaban ilmu), dan hadlarah al-falsafah (peradaban praksis).

Secara filosofis, pendirian Program Doktor PGMI berakar pada keyakinan bahwa pendidikan dasar merupakan fondasi peradaban yang menentukan arah kemajuan bangsa. UIN Sunan Kalijaga memandang penting untuk melahirkan doktor pendidikan dasar yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga berkepribadian humanis, religius, dan adaptif terhadap kemajuan teknologi. Landasan filosofis ini sejalan dengan semangat universitas untuk membangun keilmuan yang berpijak pada nilai-nilai keislaman, rasionalitas ilmiah, serta kepekaan sosial–kultural.

Secara sosiologis, program ini hadir menjawab kebutuhan bangsa Indonesia yang plural, di mana keberagaman budaya, agama, dan pandangan hidup sering kali menimbulkan ketegangan sosial. Dengan paradigma interkonektif, program ini berupaya melahirkan lulusan yang mampu memadukan keilmuan pendidikan dasar dengan nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan kedamaian lintas perbedaan.

Sementara secara historis, pendirian Program Doktor PGMI tidak dapat dilepaskan dari tradisi intelektual UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah lama dikenal sebagai pelopor integrasi ilmu agama dan ilmu umum di Indonesia. Lokus keilmuan UIN Sunan Kalijaga yang berakar di Indonesia menjadikan program ini sensitif terhadap konteks lokal, tanpa kehilangan orientasi globalnya. Di tengah dinamika peradaban modern yang sering kali bersifat elitis dan dehumanistik, prodi ini hadir sebagai ruang akademik yang meneguhkan kemanusiaan melalui pendidikan dasar Islam yang reflektif dan transformatif.

Sebagaimana ditegaskan oleh salah satu penguji profesor UIN Sunan Kalijaga,

“Program Doktor PGMI ini bukan sekadar melahirkan doktor pendidikan, tetapi mencetak ilmuwan pendidik—mereka yang berpikir lintas disiplin, berakar pada nilai-nilai Islam, dan mampu membangun paradigma baru pendidikan dasar yang relevan dengan zaman,”
ujar Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah, M.A., salah satu tokoh penggagas paradigma integrasi–interkoneksi ilmu di UIN Sunan Kalijaga.

Dengan semangat tersebut, Program Doktor PGMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tidak hanya menjadi ruang akademik untuk melahirkan peneliti dan pendidik profesional, tetapi juga menjadi laboratorium ide bagi rekonstruksi pendidikan dasar Islam yang unggul, inklusif, dan berkeadaban. Ia berdiri sebagai simbol tekad universitas untuk terus berinovasi melalui penemuan ilmu baru, demi membangun masa depan pendidikan yang unggul, berakar pada tradisi, dan berpihak pada kemanusiaan.